Sembelit ditandai dengan tiga hal utama, yaitu tidak buang air besar secara teratur, kesulitan saat buang air besar dan perasaan tidak tuntas saat buang air besar. Sembelit bisa dialami siapa saja dengan keparahan gejala yang berbeda-beda.

Ada orang yang jarang mengalami sembelit, ada pula yang mengalami sembelit terus-menerus. Sembelit kronis bisa menyebabkan rasa sakit yang signifikan dan memengaruhi keseharian.

Penyebab Sembelit Terus-Menerus

Umumnya sembelit disebabkan karena kurangnya asupan serat, tidak cukup minum air, atau perubahan rutinitas. Namun, biasanya akan hilang seiring dengan perubahan pola makan tinggi serat dan minum cukup air.

Sembelit yang dialami terus-menerus bisa mengindikasikan kondisi kesehatan tertentu, di antaranya:

Hipotiroidisme

Hipotiroidisme adalah kondisi di mana kelenjar tiroid tidak menghasilkan cukup hormon tiroid untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Hormon tiroid memiliki peran penting dalam mengatur metabolisme tubuh, termasuk metabolisme saluran pencernaan.

Ketika hormon tiroid rendah, dapat terjadi perubahan dalam motilitas usus dan penyerapan air dalam saluran pencernaan, yang dapat menyebabkan pergerakan usus yang lebih lambat dan konsistensi tinja yang keras, sehingga menyebabkan sembelit.

Diabetes

Diabetes dapat menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf yang mengontrol fungsi perut dan usus yang dikenal sebagai neuropati diabetik. Neuropati diabetik dapat memengaruhi kemampuan perut dan usus untuk berkontraksi secara normal, menghambat pergerakan makanan melalui saluran pencernaan.

Gejala sembelit yang disebabkan oleh neuropati diabetik seperti tinja keras atau sulit dikeluarkan, sensasi kembung atau penuh, serta perasaan tidak puas setelah buang air besar.

Baca Juga: Rekomendasi Buah yang Boleh Dimakan Penderita Diabetes

Sindrom iritasi usus (IBS)

Sembelit adalah salah satu gejala yang umum terjadi pada Sindrom Iritasi Usus (Irritable Bowel Syndrome/IBS). Penyakit ini memengaruhi saluran pencernaan dan menyebabkan berbagai gejala seperti perubahan pola buang air besar, nyeri perut, kram, kembung, dan sensasi tidak puas setelah buang air besar.

IBS menyebabkan frekuensi buang air besar yang jarang, kesulitan buang air besar dan tinja yang keras.

Kecemasan

Sembelit kronis, diare, dan kondisi usus lainnya yang mengganggu dapat memicu kecemasan. Kondisi ini menciptakan lingkaran setan di mana ketika stres Anda juga akan mengalami gejala fisik yang tidak nyaman seperti sembelit.

Lingkaran setan stres ini sulit diputus karena stres dan kecemasan dapat memengaruhi fungsi usus dan memperburuk gejala.

Baca Juga: Ciri-Ciri Fisik Bila Mengalami Gangguan Kecemasan

Depresi

Sekitar sepertiga orang dengan depresi melaporkan mengalami sembelit sebagai gejala yang mengganggu. Depresi dapat memengaruhi sistem saraf otonom, yang mengatur fungsi organ internal termasuk sistem pencernaan. Gangguan pada sistem saraf otonom dapat memperlambat gerakan usus, menyebabkan sembelit.

Orang dengan depresi sering mengalami perubahan pola makan dan gaya hidup yang dapat memengaruhi fungsi usus. Mereka mungkin mengonsumsi makanan yang rendah serat, kurang minum air, kurang berolahraga, dan mengalami gangguan tidur, yang semuanya dapat menyebabkan konstipasi.

Sebagian besar sembelit bisa diatasi dengan perubahan pola makan dan gaya hidup. Jika usaha tersebut tidak menyelesaikan masalah sembelit yang dirasakan, sebaiknya konsultasikan keluhan Anda dengan dokter.

Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi kesehatan melalui aplikasi Ai Care yang bisa diunduh di Play Store atau App Store di ponsel Anda.

Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!